Lewat Joint Submission Di Pastikan Kolintang Goes To Unesco

SULUT,NyiurPOST.COM – Alat musik daerah Kolintang adalah warisan budaya tak benda yang semakin menjadi trending topik dibicarakan saat ini karena alat ini yang mengeluarkan bunyi yang merdu ini telah diminati hampir 50 negara di dunia. Untuk itu Kolaborasi dari tim dan berbagai pihak, para ahli budayawan strategi Joint Submission yang paling tepat untuk Kolintang goes to UNESCO.
Dalam kesiapan tim untuk mendukung kolintang goes to UNESCO maka kolaborasi tim gelar webinar Kolintang Goes to unesco melalui Zoom meeting yang diselengkarakan Sanggar Limeka yang dipimpin Roring Mokoagow didukung oleh Persatuan Insan Kolintang (Pingkan) Indonesia menghadirkan para pakar mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bidang kebudayaan Prof Dr Ir Wiendu Nuryanti, M.Arch.PhD, Prof Dr Pudentia, MPSS dan musisi Indonesia Prof. Franki Raden, PhD. Etnomusikolog, Ketua Pingkan Indonesia Penni Marsetio, Pembina PINKAN Profesor Dr. Marsetio dan Pembina sanggar Limeka Mayjen TNI (Purn) Lodewyk Pusung dituntun moderator budayawan dari sanggar Winetin Lydia Katuuk optimis strategi Joint Submission bakal loloskan kolintang goes to Unesco, Rabu (2/3/2022).
Dalam diskusi tersebut Prof Wiendu Nuryanti mengatakan, pengusulan Jointly Submission atau Multi nations (bersama negara lain) adalah keputusan Kemendikbudristek sudah melalui pertimbangan yang matang dan dilakukan oleh para pakar ahli di bidang tersebut. Maka prosedur pengusulan harus dibuat secara cermat dan tepat.
“Hal yang terbaik dan termudah untuk Kolintang bisa didaftarkan Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO adalah melalui multi-nations karena pesaingnya lebih sedikit. Kalau pengusulan tunggal waktu akan cukup lama karena satu negara hanya bisa mengusul satu, Kunci Kriteria adalah benar-benar Kolintang ini dimiliki oleh komunitas yang kuat dan sebaran wilayahnya ditiap negara serta tanda tangan komunitas pengusul. Untuk itu, perlu mengadakan begitu banyak negosiasi bersama negara pengusul seperti negara Filipina yang juga memiliki alat musik kolintang. Jika sudah sepakat maka segera merubah dokumen usulan dari singgel menjadi multi nation,” ucap Wiendu.
Selanjutnya Prof Franki Raden, PhD. Etnomusikolog jalur multinasional dengan perwakilan Filipina telah disepakati untuk sama-sama diusulkan dengan Indonesia.
“Hal ini sudah didiskusikan dengan Filipina, mereka sangat senang dan bangga bisa sama-sama berjuang mendaftarkan Kulintang dan Kolintang ke UNESCO. Saya menyarankan untuk memilih form Representative List, dengan pertimbangan Kolintang adalah alat musik yang fenomenal, Kolintang sangat menarik dan Sumbangsih Kolintang pada musik Internasional,” ujarnya.
Musisi ternama Indonesia ini mengharapkan Pinkan menjadi grass root, karena terus merangkul dan berikan semangat serta sosialisasi pelatih, pengrajin, pemain dan merupakan organization telah banyak berkiprah mengembangkan Kolintang.
Franki Raden mengatakan akan membuat film berbentuk etnografik film yang membutuhkan teknik khusus. “Jointly Submission atau pendaftaran secara bersama dengan negara lain adalah yang paling tepat. Alasan krusial dari pilihan tersebut Kulintang Filipina dan Kolintang Minahasa, bukan sebuah kebetulan nama alat musik ini bisa dilafalkan sama,” tuturnya.
Ketua Sanggar Limeka Roring Mokoagow menyampaikan, kita harus fokus pada yang sudah diputuskan oleh Kemdikbud untuk memakai strategi multi nation yang telah mendapat dukungan dari Filipina.
“Kalau tahun ini kita tidak lolos maka tahun depan kita bisa mengajukan langsung. Itulah salah satu keuntungan kalau diajukan melalui Joint submission dan tidak ada persaingan yang ketat lagi. Sedangkan kalau diajukan tunggal apabila tahun ini tidak lolos maka dapat diajukan kembali 2 tahun kemudian dan saingannya akan lebih banyak,” papar Mokoagouw.
Pengurus Pingkan Indonesia Maurits mengatakan strategi submission pasti berhasil apalagi mendapat dukungan penuh dari pemerintah Sulawesi utara dan orang-orang hebat. “Kami sangat bangga Kolintang boleh masuk nominasi dan sudah mendapat sertifikat internasional. Mari kita kolaborasi mendukung strategi submission agar kolintang goes to UNESCO. Kami akan terus maju karena didukung bersama orang-orang yang hebat dan para pakar,” ungkap Maurits.
Pemerhati sekalian pembina sanggar limeka Mayor Jenderal TNI (Purn.) Lodewyk Pusung awalnya meragukan strategi ini, kini sangat optimis strategi joint submassion akan berhasil membawa Kolintang goes to UNESCO. Pusung berharap Gubernur Sulawesi utara dapat mendukung strategi ini.
“Kalau ajukan tunggal, akan kesulitan nanti dua tahun baru bisa mengusulkan dan sudah akan muncul banyak saingan. tetapi kalau multi nation jika tahun ini tidak bisa tahun depan pasti bisa,” pungkas Lodewyk Pusung.
(IS)