Pemkab Minut Berikan Solusi Bagi Petani, Wangke Karundeng : Biosaka Dapat Menggantikan Pupuk

MINUT,NyiurPOST.COM – Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) terus mengajak masyarakat yang ada agar memanfaatkan lahan kosong untuk menanam dalam mempertahankan kedaulatan pangan. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak petani yang kecewa dengan kurangnya pupuk bahkan harga pupuk non subsidi masih tergolong mahal. Kalaupun ada pupuk bersubsidi itu hanya kepada para petani yang telah memiliki kartu tani dan pemanfaatan pun terbatas kepada jenis tanaman.
Dalam hal ini, Pemerintahan JG-KWL memberikan solusi mendorong masyarakat untuk bertanam dengan menggunakan Biosaka seperti yang dikatakan Kepala Dinas Pertanian Minut Ir. Wangke Karundeng bahwa Biosaka merupakan pengganti pupuk yang dapat memenuhi kebutuhan vitamin bagi tanaman agar bertumbuh dengan subur dan dapat meningkatkan produksi.
“Biosaka digolongkan kedalam elisitor. Elisitor itu sendiri adalah suatu senyawa kimia yangd apat memicu respons fisiologi, morfologi, dan akumulasi fitoaleksin, meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder. Secara sederhana Elisitor berfungsi memberikan sinyal positif pada tanaman agar bereaksi memunculkan sel-sel hebat dan hormon-hormon yang bagus buat pertumbuhan, “jelas Wangke Karuneng saat di temui awak media pada Rabu (22/2/2023).
Wangke Karundeng menjelaskan, Biosaka terbuat dari dedaunan atau rumput yang sehat berwarna hijau yang mudah didapat dan gratis. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara meremas dedaunan atau rerumputan di dalam air kurang lebih 5 liter selama kurang lebih 10-15 menit (tidak boleh menggunakan mesin atau alat) sampai tercampur homogen tidak mengendap, tidak berubah warna menjadi bening dan tidak mengeluarkan gas meskipun disimpan dalam waktu yang lama) dan bisa digunakan untuk 3 hektar tanah pada tanaman apa saja.
“Ramuan Biosaka dapat memperbaiki sel-sel tanaman dan yang terpenting ramuan ini bisa dibuat secara mandiri sehingga dapat menghemat penggunaan pupuk kimia serta meminimalisir serangan hama dan menjadikan lahan yang subur. Beberapa pengalaman
menunjukkan bahwa penggunaan Biosaka itu dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia 50 hingga 90% dan meningkatkan jumlah produksi, ”tukas Wangke Karundeng.
Ditambahkan, ada 13 manfaat dari ramuan Biosaka ini, yakni
1. Efektifitas kinerja yang baik. Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi;
2. Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman, mulai dari benih sampai panen;
3. Proses produksinya pun sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang biasanya memakan waktu paling cepat 1 minggu;
4. Cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit, cukup 40 ml dicampur 15 liter air untuk satu kali penyemprotan untuk luasan 1.000 m2, atau 400 ml untuk 1 ha tanaman padi. “Penyemprotan dari mulai tanam sampai panen dilakukan sekitar 7 kali aplikasi;
5. Dapat diterapkan pada semua komoditas, termasuk tanaman perkebunan;
6. Dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50-90 persen, sehingga jauh menghemat biaya produksi;
7. Bahan baku Biosaka juga tersedia setiap saat di lingkungan petani, dimana dan kapanpun;
8. Biaya nol rupiah/gratis petani bisa membuat sendiri.
9. Tidak ada risiko kerugian bagi petani dan tanaman.
10. Tidak beracun;
11. Meminimalisir serangan hama penyakit.
12. Lahan menjadi subur.
13. Umur panen lebih pendek, produktivitas dan produksi lebih bagus.
(IS/***)