Berita Terkini

Polres Minut Jadikan Barang Bukti Sitaan, Menjadi Handsanitizer

AIRMADIDI, NyiurPOST.com -Polres Minahasa Utara membuat satu hal yang membanggakan, ide “briliant” dari Kapolres Minut AKBP Grace Rahakbau, SIK MSI dengan menjadikan barang bukti hasil sitaan Miras jenis Cap Tikus yang merupakan salah satu pemicu terjadi gangguan Kamtibmas  menjadi bahan penghilang kuman atau yamg lebih dikenal Handsanitizer.

Menurut keterangan Rahakbau, biasanya barang bukti jenis captikus dilakukan pemusnahan, namun karena captikus ini ternyata bisa menjadi bahan baku pembuatan handzanitaser yang sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat ditengah pandemi covid-19 saat ini, maka Polres Minut mengambil inisiatif untuk tidak memusnahkan tapi memanfaatkan untuk kesehatan masyarakat.

“Karena Captikusnya lumayan banyak yang kami amankan, kami bekerja sama dengan pemerintah desa Talawaan,meminjam alat mereka untuk membuat captikus menjadi handzanitaser, sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Kapolres berdarah Ambon ini.

Dari keterangan Rahakbau, handzanitaser tersebut tidak diperjualbelikan tetapi dibagikan gratis kepada masyarakat. “ini kami olah dan diberikan gratis. Jika ada masyarakat yang datang mengurus SIM atau STNK dan lainnya, akan kami berikan handzanitaser supaya masyarakat akan lebih disiplin dalam memutuskan penyebaran covid-19” pungkasnya.

Jumlah Captikus ada 3000 liter yang telah diuji badan POM berkadar 80-85 persen alkohol. Ketua kelompok tani KTH Tayapu Talawaan James Sambiran dalam penjelasan mengatakan, bahan yang diperlukan selain captikus, daun pandan untuk mengharumkan atau sereh dan air sebagai pendingin saja, tanpa dicampur diolah dalam alat destilasi.

Terkait hal ini, Kapolres Grace menegaskan, tidak perna melegalkan miras, karena banyak tingkat kejahatan terjadi seperti penganiayaan bahkan sampai pembunuhan gara-gara miras.

Sementara, Kasat Narkoba AKP Fandy Ba’u menyampaikan, miras ini sudah menjadi penyakit masyarakat yang menyebabkan gangguan Kamtibmas. Tingkat kejahatan paling tinggi disebabkan karena miras. “Dari pada jadi penyakit, mending dibuat obat untuk kesehatan masyarakat, “tutup Fandy.

(IS)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button